Categories: Struktur Beton

Dasar-Dasar Beton (3) Sampel Beton Untuk Pengujian

Ada dua pengujian yang utama yang dilakuan terhadap beton, yaitu :

  1. SLUMP Test
    Slump Test bertujuan untuk menunjukkan Workability atau istilah bakunya kelecakan (seberapa lecak/encer/muddy) suatu adukan beton.
    Lihat Bagian 2
  2. COMPRESSION Test atau Tes Uji Tekan
    Tes Uji Tekan ini bertujuan untuk mengetahui berapa kekuatan yang bisa dicapai beton tersebut. Test Uji Tekan ini tentu saja dilakukan pada saat beton sudah mengeras.

Test tersebut harus selalu dilakukan dengan hati-hati. Test yang kurang memperhatikan prosedur yang baik dan benar dapat memberikan hasil yang tidak tepat.

SAMPLING
Langkah pertama adalah mengambil sampel atau contoh dari batch beton, misalnya dari truk beton atau truk ready-mix. Pengambilan sampel ini harus sesegera mungkin dilakukan begitu truk sudah sampai di lokasi proyek. Jadi, sampel diambil di lokasi, bukan di Batching Plant, yaitu tempat dimana truk ready mix mengambil dan mencampur bahan baku beton.

Sampel dapat diambil dalam dua cara:

  1. Untuk persetujuan boleh dipakai atau tidak, sampel diambil setelah 0.2 meter kubik beton sudah dituang (dicor) terlebih dahulu. Jadi, beton dituang dulu sebanyak 0.2 m kubik, kemudian diambil sampel. Jika oke, beton tersebut boleh dipakai. Jika tidak, tentu saja dikembalikan. 😀
  2. Untuk pengecekan rutin: sampel diambil dari tiap tiga bagian muatan beton dalam truk.

SLUMP TEST
Tujuannya adalah memastikan bahwa campuran beton tersebut tidak terlalu encer dan tidak terlalu keras. Slump yang diukur harus berada dalam range atau dalam batas toleransi dari yang ditargetkan.

Peralatan

  • Slump cone standar (diamter atas 100 mm, diameter bawah 200 mm, dan tinggi 300 mm)
  • Sekup kecil
  • Batang besi silinder (panjang 600 mm, diameter 16 mm)
  • Penggaris/mistar/ruler
  • Papan slump (ukuran 500×500 mm)


Prosedur

  • Bersihkan cone. Basahi permukaannya dengan air, dan tempatkan di papan slump. Papan slump harus bersih, stabil (tidak mudah bergeser),tidak berdebu, dan tidak miring.
  • Ambil sampel beton

  • Berdiri pada pijakan (kuping) yang ada pada cone. Isi sepertiga bagian dari cone dengan sampel. Padatkan dengan cara rodding, yaitu menusuk-nusuk beton sebanyak 25 kali. Lakukan dari bagian terluar ke bagian tengah.

  • Isi lagi hingga mencapai 2/3 bagian cone. Lakukan rodding 25 kali, tapi hanya sampai ke bagian atas lapisan pertama. Bukan ke dasar cone.

  • Isi hingga penuh, lakukan lagi rodding 25 kali hingga ke bagian atas lapisan kedua.

  • Ratakan bagian atas beton yang “meluap” dengan menggunakan batang besi. Bersikan papan slump di sekitar cone. Tekan pegangan cone ke bawah, dan lepaskan pijakan.

  • Angkat pelan-pelan cone tersebut. Jangan sampai sampel bergerak/bergeser.

  • Balikkan cone, tempatkan di samping sampel, dan letakkan batang besi di atas cone yang terbalik tersebut.

  • Ukur slump beberapa titik, dan catat rata-ratanya.

  • Jika sampelnya gagal atau berada di luar toleransi, maka harus diambil sampel lain, kemudian dilakukan slump test lagi. Jika masih gagal juga, maka beton tersebut boleh ditolak.

UJI KUAT TEKAN

Uji kuat tekan bertujuan untuk mengetahui kuat tekan dari beton yang sudah mengeras. Test ini dilakukan di laboratorium, dan tentu saja bukan di lokasi proyek (off-site). Yang bisa  dilakukan di lokasi (site) hanyalah membuat atau mencetak beton silinder untuk diuji. Kan, sampelnya ada di site. Tidak boleh membawa sampel ke laboratorium, kemudian masukkan ke cetakan silinder. Cetakan silinder harus disediakan di lokasi proyek.

Kekuatan beton dapat diukur dalam satuan MPa atau satuan lain misalnya kg/cm2. Kuat tekan ini menunjukkan mutu beton yang diukur pada umur beton 28 hari.

Peralatan Pembuatan Sampel

  • Tabung/silinder cetakan (diameter 100mm x 200mm H, atau diameter 150 mm x 300 mm H)
  • Sekup kecil.
  • Batang besi silinder (diameter 16 mm, panjang 600 mm)
  • Pelat baja sebagai dudukan

Prosedur Pembuatan Sampel Silinder

  • Bersihkan cetakan silinder dan lumuri permukaan dalamnya dengan form oil, agar adukan beton tidak menempel di permukaan metal dari cetakan tersebut.
  • Ambil sampel adukan beton.

  • Isi 1/2 dari isi cetakan dengan sampel dan lakukan pemadatan dengan cara rodding sebanyak 25 kali. Pemadatan juga dapat dilakukan di atas meja getar.

  • Isi lagi cetakan silinder hingga sampel beton sedikit meluap. Lakukan rodding 25 kali sampai ke atas lapisan pertama.

  • Ratakan beton yang meluap, dan bersihkan tumpahan-tumpahan beton yang menempel di sekitar cetakan.

  • Beri label. Letakkan di tempat yang teduh dan kering dan biarkan beton setting sekurang-kurangnya selama 24 jam.

  • Buka cetakan dan bawa beton silinder ke laboratorium untuk dilakukan uji kuat tekan.

Untuk detail Uji Tekan, sambil menunggu.. saya hubungi laboratorium dulu kalau begitu.

(bersambung…)

Semoga bermanfaat.[]

admin

View Comments

  • tolong bantu ya.....berapaka kali tusukan dalam test kuat tekan beton dengan benda uji kubus. tolong bantuin ya.....

  • kenapa untuk uji tekan beton kebanyakan menggunakan rasio diameter dan tinggi beton 1:2? oke, kalau rasionya 1:3, 1:5, itu mungking nggak efektif karena beton menjadi lebih ramping, sehingga lebih mudah patah. tapi kenapa nggak 1:1 aja?

  • Minimal berapa benda uji yang harus disiapkan untuk pengetasan ? Dalam .....m3 harus ada....benda uji

  • Mohon bantuannya mas, saya telah melakukan uji tarik tak langsung/uji tarik belah memakai sampel silinder yang berukuran diameter 10 cm dan tinggi 20 cm, yang saya mau tanyakan, bagaimana cara mengkonversi menjadi nilai kuat tariknya dalam bentuk sampel standar yaitu dengan dimensi 15 cm dengan tinggi 30 cm ?

  • bagaimana cara mengkonversi satuan berat agregat kedalam satuan volume ag=regat ...
    Contoh
    - semen = 247 kg
    - Pasir = 869 kg
    - Agregat kasar = 999 kg
    berapa volumenya apabila dikonversi ke dalam satuan M3
    - semen =..........m3
    -pasir =...........m3
    -Agregat Ksar =......m3

    trima kasih sebelumnya....

  • Sangat membantu sekali artikelnya. Begini saya ingin bertanya kalau kita ingin membuat spesi dengan perbandingan 1 pc : 6 pasir, berapa sebaiknya air yang kita tambahkan? Atau ada ketentuan untuk spesi dengan perbandingan tertentu maka jumlah air yang harus ditambahkan seberapa banyak? Terimakasih banyak

  • saya mau tanya, seandainya hasil test kubus beton K-300 adalah rata2nya 285 kg/cm2 ( umur 28 hari ), apa masih termasuk kategori K-300 ? tolong ya . terima kasih buanyak.

Share
Published by
admin

Recent Posts

Kuis Beton Bertulang

Kali ini kita coba iseng bikin kuis dengan tema beton bertulang. Kuis beton bertulang ini…

2 months ago

Material SAP2000 Untuk Indonesia Ternyata Udah Ada

Buat pengguna software buatan CSI (Computer & Strcuture Inc) khususnya SAP2000, kadang agak "kecewa" sewaktu…

3 months ago

Karir Di Teknik Sipil, Gimana Mulainya?

Tips Karir Agar Cepat Dapat Kerja dan Terapkan Ilmu! Halo, fresh graduates teknik sipil! 🎓…

3 months ago

Membuat Denah Struktur Dari Denah Arsitektur Menggunakan Model AI? Bisa Dong!

Membuat denah struktur dari gambar denah arsitektur menggunakan model AI bukan hal mustahil, bahkan teknologi…

3 months ago

SAP2000 versi 25.3.0, Apa Yang Baru Ya?

SAP2000 versi 25 sebenarnya sudah rilis sejak 2023 yang lalu, dan hingga saat ini sudah…

5 months ago

Calcpad – Aplikasi Spreadsheet Online Yang Ringan Untuk Engineering

Calcpad adalah salah satu aplikasi online yang berisi spreadsheet atau catatan kalkulasi engineering untuk beberapa…

5 months ago