Categories: Struktur Beton

Dasar-Dasar Beton (4) Komposisi dan Pencampuran Beton

Adukan Beton direncanakan sedemikian rupa sehingga beton yang dihasilkan dapat dengan mudah dikerjakan dengan biaya yang serendah mungkin tentu saja.
Beton harus mempunyai workabilitas yang tinggi, memiliki sifat kohesi yang tinggi saat dalam kondisi plastis (belum mengeras), sehingga beton yang dihasilkan cukup kuat dan tahan lama.
Adukan (campuran) beton harus mempertimbangkan lingkungan di mana beton tersebut akan berdiri, misalnya di lingkungan tepi laut, atau beban-beban yang berat, atau kondisi cuaca yang ekstrim.

PROPORSIONAL
Reminder: Beton adalah campuran antara semen, agregat kasar dan halus, air, dan zat aditif.

Komposisi yang berbeda-beda di antara bahan baku beton mempengaruhi sifat beton yang dihasilkan pada akhirnya. Pembagian ini biasanya diukur dalam satuan berat. Pengukuran berdasarkan volume juga sebenarnya bisa, dan lebih banyak dilakukan pada konstruksi skala kecil, misalnya rumah tinggal.

SEMEN
Jika kadar semen dinaikkan, maka kekuatan dan durabilitas beton juga akan meningkat. Semen (bersama dengan air) akan membentuk pasta yang akan mengikat agregat mulai dari yang paling besar (kasar) sampai yang paling halus.

AIR
Sebaliknya, penambahan air justru akan mengurangi kekuatan beton. Air cukup digunakan untuk melarutkan semen. Air juga yang membuat adukan menjadi kohesif, dan mudah dikerjakan (workable).

RASIO AIR-SEMEN
Biasa disebut dengan w/c ratio alias water to cement ratio. Jika w/c ratio semakin besar, kekuatan dan daya tahan beton menjadi berkurang. Pada lingkungan tertentu, rasio air-semen ini dibatasi maksimal 0.40-0.50 tergantung sifat korosif atau kadar sulfat yang ada di lingkungan tersebut.

AGREGAT

Jika agregat halus terlalu banyak, maka adukannya akan terlihat “sticky“, encer, “lunak”, seperti tidak punya kekuatan. Dan setelah pemadatan, bagian atas adukan akan cenderung “kosong” alias tidak ada agregat.


Sebaliknya, jika agregat kasar terlalu banyak, adukannya akan terlihat kasar, berbatu, kelihatan getas (rapuh). Agregat ini akan muncul di permukaan setelah dipadatkan.

PENCAMPURAN
Beton harus dicampur dan diaduk dengan baik sehingga sement, air, agregat, dan zat tambahan bisa tersebar merata di dalam adukan.

Beton biasanya dicampur dengan menggunakan mesin. Ada yang dicampur di lapangan (site) ada juga yang sudah dicampur sebelum dibawa ke lapangan, atau istilahnya ready-mix.

Untuk beton ready-mix, takarannya sudah diukur di batch plant, kemudian dicampur dan dimasukkan ke dalam truk. Selama perjalanan drum beton tersebut terus diputar agar beton tidak mengalami setting di dalam drum. Kan aneh kalau misalnya kena macet trus betonnya sudah mengeras di dalam drum. Kadang, di dalam perjalanan, bisa jadi karena lama di jalan, cuaca panas, atau kelamaan diputar, temperatur di dalam drum meningkat sehingga air menguap. Kondisi ini kadang “diakali” dengan memasukkan bongkahan es balok yang besar ke dalam drum, sehingga kadar air bisa tetap dipertahankan. Hmm.. kalo ditambah sedotan, drum truk itu bisa kita beri label “Jus Beton Segar”.. 😀

Sementara beton yang dicampur dilapangan biasanya menggunakan mesin yang dinamakan MOLEN (mirip-mirip nama sejenis gorengan pisang). Sewaktu mencampur di lapangan, agregat terlebih dahulu dimasukkan ke dalam tong (molen), kemudian diikuti oleh pasir dan terakhir semen. Semuanya dalam takaran tertentu sesuai dengan mutu beton yang diinginkan.

Ada kata pepatah: Jangan menggunakan sekop untuk menakar adukan beton untuk molen! (Padahal ini yang sering dilakukan) 😀
Ukuran takaran biasanya dinyatakan dalam satuan berat, sementara sekop tidak bisa mengukur berat. Jangan sampai rasio adukan 1:2:3 diartikan sebagai 1 sekop semen, 2 sekop pasir dan 3 sekop kerikil (agregat). Tentu saja hasil (mutu) yang diperoleh akan berbeda. Kecuali kalau ada sekop canggih yang bisa sekaligus mengukur berat muatannya. 🙂 (hmm..)

Ketika semua bahan (kecuali air) sudah masuk, moleh diputar sehingga semua bahan tercampur. Katanya sih, kalau sudah tidak ada pasir yang terlihat secara kasat mata, berarti adukannya itu sudah merata. Saat itulah dilakukan penambahan air sedikit demi sedikit.

Molen punya kapasitas (volume). Mencampur terlalu penuh juga tidak efektif karena proses pencampurannya akan memakan waktu yang lebih lama. Sebaiknya molen diisi secukupnya dulu, kemudian jika sudah jadi, seluruh isi molen dituang ke wadah sementara sebelum diangkut atau dicor ke bekisting. Sewaktu adukan beton diangkut (dicor), molen bisa bekerja lagi untuk membuat adukan berikutnya. Begitu adukan pertama sudah dituang semua, molen pun sudah selesai membuat adukan kedua, jadi tidak ada delay ketika molen bekerja.

Nah, untuk skala yang sangat kecil, beton boleh dicampur dengan menggunakan sekop. Harus dilakukan di tempat yang datar dan bersih (maksudnya bebas dari ranting, daun, sampah, dan material pengganggu lainnya). Kerikil, pasir, dan semen diaduk/dicampur dulu, kemudian dibuat seperti gundukan, dan di puncaknya digali dibuat seperti danau untuk menampung air. Jika adukan dicampur di wadah yang sisi-sisinya tertutup sehingga air bisa dibendung, nggak usah repot-repot bikin gundukan, langsung saja tuang air ke wadah tersebut. 🙂

Sebagai penutup, kami akan berikan tabel komposisi berat semen, pasir, dan kerikil, serta volume air yang dibutuhkan untuk membuat 1 m3 beton dengan mutu tertentu.

Mutu BetonSemen (kg)Pasir (kg)Kerikil (kg)Air (liter)w/c ratio
7.4 MPa (K 100)2478699992150.87
9.8 MPa (K 125)27682810122150.78
12.2 MPa (K 150)29979910172150.72
14.5 MPa (K 175)32676010292150.66
16.9 MPa (K 200)35273110312150.61
19.3 MPa (K 225)37169810472150.58
21.7 MPa (K 250)38469210392150.56
24.0 MPa (K 275)40668410262150.53
26.4 MPa (K 300)41368110212150.52
28.8 MPa (K 325)43967010062150.49
31.2 MPa (K 350)44866710002150.48

Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, oleh Dept Pekerjaan Umum.

Semoga Bermanfaat.
…bersambung..[]

juragan

View Comments

  • Dear Dunia Teknik Sipil,

    Mohon ijin tanya..
    Klo pasir kuarsa bisa jadi bahan beton???
    Spesifikasinya seperti apa?
    Klo ada referensi buku atau sumbernya ya.

    Terima kasih

  • mau tanya min misalkan sdh ada perhitungan mix design,
    kalau pakai perbandingan tiap kali mencampur 1 sak semen. bgmn dengan perbandingan pasir dan kerikilnya?

  • mau tanya bang ,berapa lama umur beton bisa terkena air laut setelah pengecoran (k300 )

    • Harus tahu dulu BJ (berat jenis) semen, pasir, kerikilnya. Setelah itu dirubah format mix design nya ke rasio volume dgn cara tiap-tiap rasio dibagi dgn BJ nya masing-masing. Kemudian tiap rasio tadi dibagi lagi dgn rasio semennya.

    • Secara teori, bisa langsung. Pasti semennya sudah memperhitungkan ketahanan sulfat kan?
      Apalagi kalo pake zat aditif.

      Jadi, kalo pertimbangannya karena sifat kimia air laut, bisa kapan aja. Yang penting memang betonnya (terutama semen dan aditifnya) sudah direncanakan untuk lingkungan air lat.

      Tapi kalo pertimbangannya kekuatan (mutu beton), mungkin tinggal ngecek pas pengangkatan/pemindahannya aja. Jangan sampai mutu betonnya belum cukup, trus main angkat aja, trus betonnya pecah.

  • Nanya, om...
    1000 kg air = 1 m3, kalau...
    1 m3 pasir = .....?.... kg
    1 m3 splir = .....?.....kg

    • 1 m3 pasir = 1400 - 1600 kg (tergantung kepadatannya)
      1 m3 split = mulai dari 1600 - 1800 kg (juga tergantung kepadatannya)

  • Yth: Bapak/ Ibu
    Saya Mau Bertanya, Berapa Densiti Untuk Perkubik nya Beton

  • Nanya.. om
    Kalau mutu k 225.
    Minimal hasil kuat tekan hammer test brapa om? Thx

  • Untuk (K 250)

    S:P:K:A = 384:692:1039:215

    dibagi dengan S=384 diperoleh

    S:P:K:A = 1.0:1.80:2.71:0.56

    Sediakan Kayu dengan ukuran 9+9+9+10=37x zsatuan

    |K|----9----|P|----9----|B|-----9{x}--|O|----10----|A|

    bila zsatuan=5 cm maka panjang totalnya adalah 37x5cm= 185 cm

    Titik O sebagai titik tumpu.

    |K|----9----|P|----9----|B|-----9{x}--|O|----10----|A|
    / \
    ----------

    Untuk menimbang kebutuhan :

    Pasir :
    Letakan Semen pada titik P (berjarak 18 zsatuan terhadap titik tumpu O)
    dan Letakan Pasir pada titik A (berjarak 10 zsatuan terhadap titik tumpu O)
    Tambahkan Pasir sehingga batang seimbang.

    Kerikil :
    Letakan Semen pada titik K (berjarak 27 zsatuan terhadap titik tumpu O)
    dan Letakan Kerikil pada titik A (berjarak 10 zsatuan terhadap titik tumpu O)
    Tambahkan Kerikil sehingga batang seimbang

    Air :
    Letakan Semen pada titik x (berjarak 5.6 zsatuan terhadap titik tumpu O)
    dan Letakan Air pada titik A (berjarak 10 zsatuan terhadap titik tumpu O)
    Tambahkan Air sehingga batang seimbang

    Any Comment?

Share
Published by
juragan

Recent Posts

Kuis Beton Bertulang

Kali ini kita coba iseng bikin kuis dengan tema beton bertulang. Kuis beton bertulang ini…

2 months ago

Material SAP2000 Untuk Indonesia Ternyata Udah Ada

Buat pengguna software buatan CSI (Computer & Strcuture Inc) khususnya SAP2000, kadang agak "kecewa" sewaktu…

3 months ago

Karir Di Teknik Sipil, Gimana Mulainya?

Tips Karir Agar Cepat Dapat Kerja dan Terapkan Ilmu! Halo, fresh graduates teknik sipil! 🎓…

3 months ago

Membuat Denah Struktur Dari Denah Arsitektur Menggunakan Model AI? Bisa Dong!

Membuat denah struktur dari gambar denah arsitektur menggunakan model AI bukan hal mustahil, bahkan teknologi…

3 months ago

SAP2000 versi 25.3.0, Apa Yang Baru Ya?

SAP2000 versi 25 sebenarnya sudah rilis sejak 2023 yang lalu, dan hingga saat ini sudah…

5 months ago

Calcpad – Aplikasi Spreadsheet Online Yang Ringan Untuk Engineering

Calcpad adalah salah satu aplikasi online yang berisi spreadsheet atau catatan kalkulasi engineering untuk beberapa…

5 months ago