Categories: Umum

Senjata Rahasia Perencana Struktur

Ketika ada satu pihak yang membutuhkan jasa perencana struktur, tipikal pertanyaan awal yang sering diajukan adalah, “Bisa kerjain ini nggak?”, “Bisa hitung struktur ini ngga?”, “Bisa desain bangunan ini nggak?”

Trus, apa jawaban yang diberikan? Macam-macam. Ada yang tanpa basa-basi bilang, “Bisa… sini saya kerjakan”.

 

Ada juga yang mikir-mikir penuh sambil bertanya-tanya dalam hati, “bisa ngga ya?”, trus ngasih jawaban, “Asal datanya lengkap, insya Allah bisa”.

Kalopun ada yang menolak, kemungkinan cuma 2, memang ngga bisa, atau ngga punya waktu.

Kita fokus ke 2 jawaban pertama. Bisa Tanpa Ba-bi-bu, dan Bisa Bersyarat. Saya pernah memberikan jawaban kedua-duanya. Awalnya saya ngga terlalu memperhatikan kedua jawaban itu, sama aja kan ya?

Tetapi, suatu ketika saya berada di posisi sebagai owner/klien yang mau nawarin pekerjaan jasa yang memang tidak saya kuasai. Ada 2 jawaban yang saya terima, persis seperti yang di atas. Satu orang menjawab bisa, dengan latar belakang pengalamannya. Satu orang jawab bisa tapi banyak tanya di awal, pengalaman hampir sama dengan orang satunya. Bagus sih, mungkin dia hati-hati biar ngga salah langkah. Masalahnya saya juga awam di bidang itu, dan belum apa-apa sudah diajak mikir. Padahal saya maunya pekerjaan itu dikerjain dulu, mikirnya belakangan Jadilah saya pilih  orang yang pertama.

Setelah itu saya ngaca… Oooo.. jadi begitu rupanya. Kalau ada tawaran pekerjaan, lihat dulu backround-nya. Kalau pekerjaan itu ditawarkan karena klien tidak punya keahlian di bidang itu, jawabannya ngga usah banyak basa-basi, langsung aja Iya (kalo memang yakin).

Tapi kalo pekerjaan itu ditawarkan karena klien memang butuh bantuan dan klien punya background yang sejenis, atau karena alasan lain misalnya overload, dll… maka ngga ada salahnya minta kepastian kelengkapan data. Tentu ini lebih aman buat kedua pihak.

Nah, yang menjadi masalah.. bagaimana dengan kasus pertama? Perencana Struktur yang menerima pekerjaan tanpa banyak pertimbangan, dengan data yang minimalis? Apa ngga berisiko? Bagaimana caranya biar bisa pede seperti itu?

Ada beberapa tips yang bisa dijadikan senjata rahasia buat perencana struktur:

1. KUASAI CODE & STANDARD. Itu adalah basis petahanan pertama seorang perencana struktur. Ngga perlu nunggu ada proyek baru buka-buka code, kalo ada waktu luang, yaaa cukup baca 1 bab atau satu pasal aja itu udah lumayan. Atau.. baca aja daftar isinya Atau baca cepat judul dan sub-judulnya saja dulu. Jadi, besok-besok kalau diskusi, kita punya kalimat pamungkas, “Masalah itu sudah diatur di Code & Standard”. Lebih canggih lagi kalo kita bisa sebutkan nama code-nya serta pasalnya. Kalimat itu akan membuat orang akan menurut, kecuali kalo ada orang lain yang lebih menguasai code daripada kita..   
Kalo mau lebih “kenyang”, tambah juga dengan TextBook. Cuma kalo udah di proyek, orang-orang akan lebih “percaya” sama Code/Standar dibandingkan TextBook.

2. SIMPAN & PELAJARI DOKUMEN PROYEK-PROYEK TERDAHULU, ini adalah amunisi yang sangat berharga. Proyek pribadi, proyek di tempat kerja, proyek orang lain juga ngga apa-apa, selama ngga confidential. Bisa dengan sharing dengan sesama rekan. Tapi kalo mau sharing, cari arsip yang udah agak lama, misalnya 5 tahunan ke belakang. Trus, pelajari sekilas proyek itu, cari keunikannya, atau kalo perlu diskusi sama yang merencanakan, apa saja istimewanya proyek itu. Gunanya apa? Kalo kelak kita menghadapi suatu kasus, kita bisa mengacu ke proyek yang lalu – entah itu proyek kita atau proyek orang lain. Misalnya, ada pekerjaan desain bangunan di tepi tebing, trus kita ngomong, “Ooh.. iya.. Ini seperti kasus proyek vila yang di Bali beberapa tahun lalu”. Kalo udah seperti itu, klien akan lebih nyaman. Tapi kalo dia nanya, “Bapak juga yang ngerjain proyek itu?”. Yaaa jawab aja jujur, “Bukan, pak. Tapi sedikit tau tentang perencanaannya .

3. BERANI BERASUMSI. Nah… ini dia bom nuklirnya. Kalo kedua poin di atas sudah dikuasai, jangan ragu untuk keluarkan senjata ini. Senjata ini yang membedakan “kecepatan” kerja seorang perencana struktur. Di saat perencana struktur lain masih menunggu data, kita sudah bisa start dengan berbagai macam asumsi.
Gimana kalo nantinya asumsinya keliru, gan?
Ngga apa-apa. Ngga usah panik. Itu tergantung kepada tingkat keyakinan kita dan penguasaan kita terhadap code/standard dan pengalaman proyek-proyek sebelumnya. Kalo asumsinya salah, tinggal diperbaiki Mungkin ada yang mikir, wah… kerja dua kali dong?. Tergantung… cara kerjanya gimana, strateginya gimana, dll.

Berasumsi ini memang penuh risiko dan harus disertai sikap siap bertanggung jawab. Jangan berani berasumsi kalu ada niat kabur atau lepas tangan dengan alasan apa pun. Selain “dosa”, juga bisa menurunkan integritas & tingkat kepercayaan orang terhadap kita.

Ada contoh kasus yang sangat sering terjadi. Misalnya ada pekerjaan desain pondasi untuk mesin. Data berat mesin sudah ada, tapi data tanah belum ada, masih nunggu hasil sondir. Trus, gimana? Mau nunggu hasil sondir keluar? Ada salah satu strategi seperti ini (ini salah satu strategi aja ya, masing-masing punya strategi yang beda-beda tergantung sikon), perencana akan mengambil beberapa ASUMSI, misalnya: Jenis tanah lunak, mutu beton f’c 25 MPa, dan baja tulangan ulir (fy 400 MPa). Dari jenis tanah lunak, tinggal cari korelasi daya dukungnya kira-kira berapa… taruhlah misalnya 0.3 kg/cm2 (atau sekitar 30 kN/m2).  Hitung dikit, ketemu dimensi dan penulangannya. Tapi ada satu catatan di sini, karena mengambil kondisi tanah terburuk, maka Safety Factor(SF)-nya diambil mendekati batas aman misalnya 1.5.  Kalaupun hasil sondir mengatakan tanahnya tidak seburuk yang diasumsikan sebelumnya, pilihannya ada 2, ukuran pondasi bisa diperkecil tapi SF-nya tetap, atau ukuran pondasi tetap tapi SF-nya bertambah. Dua-duanya sah, dan perencana masih bisa tidur nyenyak. Tinggal dikomunikasikan ke klien. Kalau memang pengurangan volumenya pengaruhnya signifikan, bisa diusulkan.

ASUMSI juga sangat berguna waktu membuat Preliminary Design, atau menghitung Estimasi Biaya Konstruksi, atau RAB awal.

Satu yang paling penting dan kembali mengingatkan, semua ASUMSI yang kita buat harus selalu DICATAT dan siap diperTANGGUNGJAWABkan.  

 

[semoga.bermanfaat]

admin

View Comments

Share
Published by
admin

Recent Posts

Kuis Beton Bertulang

Kali ini kita coba iseng bikin kuis dengan tema beton bertulang. Kuis beton bertulang ini…

2 months ago

Material SAP2000 Untuk Indonesia Ternyata Udah Ada

Buat pengguna software buatan CSI (Computer & Strcuture Inc) khususnya SAP2000, kadang agak "kecewa" sewaktu…

3 months ago

Karir Di Teknik Sipil, Gimana Mulainya?

Tips Karir Agar Cepat Dapat Kerja dan Terapkan Ilmu! Halo, fresh graduates teknik sipil! 🎓…

3 months ago

Membuat Denah Struktur Dari Denah Arsitektur Menggunakan Model AI? Bisa Dong!

Membuat denah struktur dari gambar denah arsitektur menggunakan model AI bukan hal mustahil, bahkan teknologi…

3 months ago

SAP2000 versi 25.3.0, Apa Yang Baru Ya?

SAP2000 versi 25 sebenarnya sudah rilis sejak 2023 yang lalu, dan hingga saat ini sudah…

5 months ago

Calcpad – Aplikasi Spreadsheet Online Yang Ringan Untuk Engineering

Calcpad adalah salah satu aplikasi online yang berisi spreadsheet atau catatan kalkulasi engineering untuk beberapa…

5 months ago