Skip to content
Categories:

Memahami Daktilitas Material

Post date:
Author:
Number of comments: 39 comments


Kita sering mendengar istilah daktilitas, tapi mungkin agak-agak kurang paham apa maknanya. Saya sendiri sebenarnya sedikit “alergi” jika mendengar atau membaca istilah-istilah “asing”, apalagi kalau yang dibaca adalah artikel ilmiah, ditambah lagi jika artikelnya dalam bahasa Inggris. Otak saya akan bekerja 3 kali lebih keras, hehe.

Daktilitas berlawanan dengan kegetasan. Waduh, istilah apa pula tuh? Daktilitas adalah kata benda, kata sifatnya adalah daktail. Sementara lawannya adalah getas (kata sifat) istilah “Londo”-nya brittle, sehingga kata bendanya adalah kegetasan. (kok jadi belajar Bahasa Indonesia ya?)

Anyway, kalau getas jujur saja bagi saya pribadi lebih gampang dipahami. Karena kalau mendengar kata getas saya langsung ingat dengan KERUPUK. Tapi kalau mendengar kata daktail, saya tidak bisa menemukan makanan yang sifatnya daktail (permen karet mungkin iya, tapi saya tidak doyan permen karet), makanya lebih susah memahami daktail daripada getas. ๐Ÿ˜€

Kembali ke topik. Tiap material, khususnya material bangunan setidaknya punya karakteristik yang berbeda jika diberi gaya (beban). Ada yang kuat jika ditekan tapi hancur jika ditarik (misalnya beton). Ada yang kuat jika ditarik, tapi tidak ada apa-apanya jika ditekan (misalnya kabel, rantai, tali, dll), ada juga yang kuat jika ditarik dan ditekan (misalnya profil baja struktural). Dan.. tentu saja ada yang tidak kuat jika ditarik maupun ditekan, misalnya kerupuk.

ELASTIS dan PLASTIS
Konsep ini mutlak harus dipahami dulu. Karena kami bukan ahlinya, maka penjelasan di sini juga diusahakan dalam bahasa “bukan ahlinya”.

Misalnya ada sebuah benda (material), jika diberi gaya (ditarik, ditekan, atau dilenturkan), benda tersebut memanjang, memendek, atau bengkok (berdeformasi). Kemudian gaya tersebut dihilangkan, dan benda tersebut kembali persis ke bentuk dan ukuran semula. Kondisi ini dinamakan kondisi ELASTIS.

Tapi, ada suatu kondisi jika gaya tersebut ditambah besarnya, benda tersebut sudah tidak bisa kembali ke bentuk semula. Benda itu sudah dalam kondisi PLASTIS atau INELASTIS.

Dalam kondisi elastis, besarnya gaya berbanding lurus dengan besarnya deformasi. Misalnya kita ambil gaya tarik versus penambahan panjang. Semakin bsar gaya tariknya, semakin besar pula penambahan panjangnya. Dalam pembahasan biasanya digunakan tegangan untuk mewakili gaya (ฯƒ = F/A), dan regangan untuk mewakili penambahan panjang (ฮต = ฮ”L/L)

Titik waktu pertama kali material tersebut memasuki kondisi plastis disebut Titik Leleh (Yield Stress). Pada kondisi plastis, hubungan tegangan regangan sudah menyimpang jauh dari linear. Diberi tambahan gaya sedikit saja, deformasinya bisa bertambah berlipat-lipat kali dari deformasi elastis.

Jika gaya tersebut ditambah, maka material tersebut bisa putus. Titik ini disebut titik putus, atau titik fraktur (Ultimate Stress).

Daktilitas adalah kemampuan material mengembangkan regangannya dari pertama kali leleh hingga akhirnya putus. Atau, daktilitas bisa juga kita artikan seberapa plastis material tersebut. Semakin panjang “ekor plastis”nya, semakin daktail material tersebut.

Kebalikan dengan daktail, material yang GETAS tidak memiliki “ekor plastis” yang panjang. Malah ada yang sama sekali tidak memiliki “ekor plastis”. Artinya, titik lelehnya sama dengan titik putusnya. Begitu dia leleh saat itu juga dia putus.

MODULUS ELASTISITAS
Modulus Elastisitas biasa disebut juga Modulus Young. Walaupun sebenarnya Modulus Young adalah bagian dari Modulus Elastisitas (sumber: wikipedia).

Modulus Elastisitas (nggak usah diturunkan ya persamaannya), dirumuskan sebagai:
$latex E = \frac{\sigma}{\epsilon} $
$latex \sigma $ adalah regangan, dan $latex \epsilon $ adalah regangan.
Pada grafik hubungan tegangan-regangan, kemiringan kurva elastis menunjukkan besarnya Modulus Elastisitas.

Semakin tegak kurva elastisnya, maka semakin besar nilai E-nya. Sebaliknya semakin landai kurvanya, semakin kecil nilai E-nya.

BAJA
Di antara tiga material utama konstruksi (baja, beton, kayu), baja adalah material yang paling daktail. Tegangan lelehnya tinggi, regangan maksimumnya besar. Modulus Elastisitasnya juga tinggi.

BETON
Beton kebalikan dengan baja. Beton justru sangat tidak daktail. Beton malah sangat getas ketika mengalami tegangan tarik. Sedangkan ketika mengalami tekan, perilaku elastisnya hanya terlihat sekitar 0 – 30% dari kuat tekan beton. Setelah itu tidak elastis lagi. Hal ini konon diakibatkan karena munculnya retak-retak pada saat tegangan sudah mulai tinggi.

KARET
Karet adalah contoh material yang sangat fleksibel (modulus Elastisitas kecil) tapi juga getas. Artinya, begitu mencapai titik leleh seketika itu juga karet itu putus.

Regangan karet bisa mencapai lebih dari 100%, artinya karet dapat memanjang 2 kali (bahkan lebih) dari panjang semula.
Regangan beton (tekan) paling maksimal sekitar 0.3-0.4 persen.
Regangan leleh baja sekitar 0.2 persen, dan regangan putusnya mencapai 15%. (so, kalau anda mau menarik sebuah tulangan baja hingga putus, paling tidak anda harus bisa menarik tulangan tersebut menjadi 15% lebih panjang terlebih dahulu baru kemudian baja itu akan putus)

Kalo digambarkan ketiganya kurang lebih perbandingannya seperti gambar berikut.

KERUPUK
Kebetulan belum ada laboratorium yang mengadakan penelitian tentang hubungan tegangan-regangan dari kerupuk. Mungkin anda berminat?

Dari pembahasan ini akan muncul istilah-istilah lain seperti:

1. Sendi Plastis.
Sendi plastis adalah kondisi ujung-ujung elemen struktur yang semula kaku (rigid) atau terjepit sempurna, kemudian menjadi sendi (pinned) karena material penyusunnya (dalam hal ini baja) telah mengalami kondisi plastis.

Misalnya sambungan balok ke kolom pada awalnya didesain kaku (rigid), namun karena momen tumpuan sangatt besar mengakibatkan semua tulang tarik pada balok mengalami leleh. Jika sudah leleh, tentu sudah tidak elastis lagi.
Gaya gempa yang arahnya bolak balik menyebabkan sisi atas dan sisi bawah balok secara bergantian mengalami tekanan tarik dan tekan yang besar, bahkan dapat membuat beton menjadi retak atau hancur.
Dalam kondisi seperti ini, kekuatan ujung balok bergantung kepada tulangan. Deformasinya (dalam hal ini putaran sudut) menjadi besar, dan ujung balok tidak rigid lagi, alias sudah seperi sendi.

2. Daktilitas Penampang.
Daktilitas penampang adalah kemampuan penampang untuk mengembangkan deformasinya setelah mengalami leleh pertama kali.

Atau bisa disebut juga seberapa lama suatu elemen struktur bisa bertahan dengan kondisi sendi plastis di ujung-ujungnya.

3.Daktilitas Struktur
Daktilitas secara keseluruhan. Khususnya dalam memikul beban lateral (gempa).

Tiga hal ini insya Allah akan dibahas di lain kesempatan. Semoga bermanfaat.[]

Comments

  • Thanks berat mas bro…sy jadi terharu banget ada pakar teknik sipil yang bisa memberikan penjelasan sehebat ini, lebih dari profesor :).ditunggu artikelnya yang lebih hebat lagi…

  • terima kasih atas penjelasannya. sangat membantu saya dalam mempelajari. apalagi di tambah selipan kerupuk yang cukup bikin saya tertawa terbahak2 xD.

  • makasih jadi ngerti dari penjelasan ini tadinya di tempat lain bahasanya begitu susah dipahami.

  • wah jadi tambah paham. padahal awalnya cuma mau tau daktail itu apa, tau2nya penjelasannya banyak. makasih masbro ๐Ÿ˜€

  • says:

    saya senang dengan artikel ini, bahasa yang digunakan ringan dan santai sehingga sangat mudah untuk dimengerti.
    Trim’s.

  • penjelasan yang mudah dimengerti,,,kira2 bisa jelasin tentang fatigue dlm bahasa yang mudah dimengerti juga ga mas???

    kebetulan saya sedang belajar ttg fatigue & daktilitas,,mohon bimbingannya… ๐Ÿ™‚

  • says:

    Thanks ya mudah2an ini bisa membantu banyak orang untuk mudah mengerti, soalnya penyajiannya yg bagus dan mudah dipahami (menurut saya).

  • Keren artikel nya. Jelas terlihat kurva antara beton sama baja tentang daktilitas nya. Perbedaaan nya juga terlihat kalau baja lebih bersifat daktail daripada beton. Thank’s artikel nya

  • artikelnya keren bgt… saya jadi tambah mengerti tentang daktilitas…
    saya harap penjelasan tentang sendi plastisnya lebih lengkap lagi… t
    trims….

  • artikelnya bgs bgt tapi sy msh agk binggung ttg daktalitas???
    kami tnggu pembahasan slnjtnya
    mksh

  • Saya mau tanya??
    Apakah bahan dengan kekuatan tarik besar pasti memiliki modulus elastis yang juga besar??
    Mohon jawabannya, soalnya saya ada penltian tntang bahan komposit, tlng krim ke email saya. Terima kasih

  • Penyampaian yang sangat bagus, mengena dan mudah dimengeti. Thanks sobat atas pemahaman yang diberikan, so terus berkarya ya…..
    Good job my friend!…..

  • says:

    salam kenal
    artikel y bagus dan sangat menambah pengetahuan saya tentang daktilitas
    apakah ada artikel tetang perhitungan drop panel pada flat slab?
    mohon bantuannya……
    terima kasih sebelumnya

  • Salam kenal semuanya… aku pendatang baru dari forum ini.
    aku gak sengaja nemukan web ini,, begitu pertama kali melihat web ini,, ternyata bagus banget… aku putuskan untuk langganan. “love at the first sight”

  • says:

    aq mau tanya, prinsip daktilitas tingkat 3 dan 2 itu maksudnya gimana y?????????

    makasih sebelumnya.

  • di jawab ya…………
    please secepatx…………………………………………………………………………..
    d message k fb aq ya… muchamad_79@yahoo.com
    kan lo ditarik baja itu daktail dan beton itu getas
    nah lo dtekan apa terjadi kebalikan ngk?
    trs apa maksud dari salah satu kegagalan baja saat d tekan adalah leleh…
    tlng d jelasin plus gambarx dong…..

  • maksudnya Lab Teknik Pertanian, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. mulai dikaji hub antara teg n reg kerupuk

  • sekarang mulai banyak dikaji tentang hub teg n reg pd kerupuk, kajian tsb dilakukan di Loedirman, Purwokerto gituuuuu………!!!!!

  • mau nanya2 dunk..
    bisa minta tolong dikasih penjelasan mengenai konsep mekanika kepecahan, khususnya elastis plastis dengan metode J-intgral?
    cz lagi bingung neh..

    klo ada yg tau,mohon diemail ke choco_blowfish@yahoo.com

  • @ronaldy,
    sendi plastis pada struktur baja sama saja prinsipnya pada struktur beton.
    Yang penting detailingnya harus benar. Untuk mencapai sendi plastis pada BALOK, setidaknya kolom dan join (sambungan) harus lebih kuat daripada balok. Jangan sampai pada saat momen lentur tinggi, justru kolomnya yang leleh duluan daripada balok.
    Syarat-syarat join ini lebih diatur pada Sistem Rangka Pemikul Momen Khusus baik pada struktur beton maupun pada balok.

    @ibe,
    1) Kekuatan beton pasca bakar paling tidak ada 2 komponen yang berpengaruh, yaitu suhu bakar (api), dan durasi pembakaran. 600 derajat celcius juga tidak ada apa-apanya kalo cuma menyentuh beton selama 5 detik bukan?
    Sepengetahuan kami (belum ngecek), di SNI Beton belum mengatur tentang ketahanan beton terhadap api. Di peraturan lain (misalnya British Standard atau Australian Standard) ada ketentuan terhadap api. Pada suhu dan durasi tertentu, ada mutu dan tebal selimut minimum yang disyaratkan untuk struktur beton bertulang.
    Kalau tidak salah (kami lupa referensinya, sepertinya sebuah paper), pengaruh api terhadap beton adalah: Menguragi Modulus Elastisitas, dan mengurangi kekuatan tulangan baja (cepat leleh dan putus).

    2) Beton semakin getas berarti semakin kecil regangannya pada saat dia runtuh.

    cmiiw[]

  • 1. pada beton pasca bakar 200-600 oC apakah semakin getas atau daktail???
    2. jika beton semakin getas apakah nilai regangannya akan bertambah atau berkurang..??

    tolong infonya… terimah kasih sebelumnya Juragan..!!!!

  • juragan mo tanya nh?klo untuk konstruksi baja apa sama dengan konstruksi beton yang akan terjadi sendi plastis pada muka balok dijoin balok dengan kolom?

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *